Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Fabregas memberikan pembelaan penuh terhadap pemainnya dan menegaskan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan secara pribadi.
Frustrasi dan Kartu Kuning Jadi Pemicu
Fabregas menjelaskan bahwa permintaan pergantian Morata dipicu oleh tingkat frustrasi yang tinggi selama pertandingan. Morata, yang kini menjabat sebagai kapten tim, mendapat pengawalan ketat dan provokasi dari lini belakang Cagliari, terutama dari bek tangguh Yerry Mina.
"Alvaro adalah pemain dengan emosi yang besar. Dia mendapat kartu kuning yang tidak perlu dan dia merasa kesal dengan seluruh situasi di lapangan," jelas Fabregas. "Dia bekerja keras, tetapi ketika Anda tidak mencetak gol dan lawan terus memprovokasi, wajar jika rasa frustrasi itu muncul."
Fabregas mengakui bahwa pergantian tersebut, yang memasukkan Anastasios Douvikas menggantikan Morata di pertengahan babak kedua, adalah bagian dari rencana taktis untuk menyegarkan serangan tim di tengah kebuntuan skor.
Komitmen untuk Menyelesaikan Masalah Internal
Meski insiden tersebut menjadi perbincangan, Fabregas memastikan bahwa tidak ada masalah serius yang perlu dibesar-besarkan. Mantan gelandang Arsenal dan Barcelona itu menekankan pentingnya melindungi pemainnya dari sorotan media yang berlebihan.
"Jika ada sesuatu yang perlu diklarifikasi atau diperbaiki dari sisi performa atau sikap, kami akan menyelesaikannya secara internal, di ruang ganti. Bukan di depan umum," tegas Fabregas, menunjukkan sikap kepemimpinan yang tegas dan protektif.
Menanggapi paceklik gol yang sedang dialami Morata, Fabregas memberikan dukungan penuh. "Gol dia pasti akan datang. Dia hanya perlu bersabar dan terus bekerja keras dalam latihan. Kami tahu kualitas yang dia miliki, dan kontribusinya bagi tim jauh lebih besar dari sekadar gol," tutup Fabregas, optimis penyerang asal Spanyol itu akan segera menemukan kembali sentuhan terbaiknya.
Hasil imbang 0-0 ini membuat Como 1907 tetap berada di papan tengah klasemen sementara Serie A.
0 Komentar