Jakarta, [10 November 2025] – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, meluncurkan peringatan dini keras mengenai peningkatan dramatis kasus obesitas dan diabetes di Indonesia. Wamenkes menekankan bahwa dua Penyakit Tidak Menular (PTM) ini bukan hanya ancaman kesehatan individu, tetapi juga beban berat bagi keuangan negara.
Beban Finansial yang Tak Terbendung
Prof. Dante mengungkapkan bahwa pengendalian obesitas dan diabetes merupakan langkah krusial untuk menekan pembengkakan biaya kesehatan nasional. Biaya penanganan penyakit turunan dari dua PTM ini telah mencapai angka yang fantastis.
"Beban pembiayaan kesehatan nasional untuk penyakit kardiovaskular, yang sangat erat kaitannya dengan obesitas dan diabetes, sudah mencapai Rp25 triliun pada tahun 2024. Pencegahan PTM adalah kunci strategis untuk menyelamatkan anggaran ini," tegas Prof. Dante.
Angka Rp25 triliun tersebut mencerminkan betapa besarnya biaya yang harus ditanggung negara untuk mengobati komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal yang dipicu oleh diabetes dan obesitas.
Tren Mengkhawatirkan: 1 dari 4 Orang Obesitas
Data statistik terbaru menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan:
Obesitas: Saat ini, dilaporkan bahwa satu dari empat orang dewasa di Indonesia, atau sekitar 25% dari populasi, mengalami kondisi obesitas.
Diabetes: Prevalensi diabetes juga tinggi, yakni satu dari sepuluh orang dewasa menderita penyakit ini.
Ancaman Generasi Muda: Diabetes di Usia 30-an
Hal paling mengkhawatirkan adalah risiko pergeseran usia onset (mulai timbulnya penyakit) diabetes. Wamenkes memperingatkan bahwa jika tren obesitas terus melonjak, diabetes dikhawatirkan tidak lagi menjadi penyakit usia lanjut.
"Jika tren ini terus berlanjut tanpa intervensi yang kuat, usia penderita diabetes akan bergeser drastis. Dari yang sebelumnya banyak ditemukan pada usia 50-an tahun, kita akan mulai melihat penderitanya di usia 30-an tahun," kata Prof. Dante.
Pergeseran usia onset ini akan menempatkan kelompok usia produktif pada risiko penyakit kronis yang serius, yang dapat mengurangi produktivitas nasional dan meningkatkan angka kecacatan jangka panjang.
Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat untuk segera melakukan perubahan gaya hidup, termasuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL), serta meningkatkan aktivitas fisik harian sebagai upaya pencegahan utama.

0 Komentar