Kedua negara sepakat bahwa fase pasca-konflik ini tidak hanya harus fokus pada bantuan kemanusiaan, tetapi juga pada solusi politik dan keamanan yang berkelanjutan.
Penekanan pada Kesatuan Wilayah Palestina
Salah satu poin utama yang ditekankan oleh Mesir dan Qatar adalah pentingnya menjamin kesatuan wilayah Palestina. Hal ini berarti perluasan upaya untuk menghubungkan kembali wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza secara administrasi dan politik. Tujuannya adalah untuk menjaga persatuan dalam pengambilan keputusan Palestina di masa depan dan mencegah pemisahan permanen kedua wilayah tersebut.
Konsultasi Pengerahan Pasukan Internasional
Sementara itu, pembicaraan mengenai aspek keamanan sedang berlanjut di Dewan Keamanan PBB. Konsultasi tersebut berfokus pada rencana pengerahan pasukan internasional di Gaza.
Rencana ini bertujuan untuk mendukung fase rekonstruksi awal dan menstabilkan keamanan. Namun, kedua mediator menekankan bahwa mandat dan kewenangan pasukan internasional ini harus ditetapkan secara jelas dan terperinci untuk memastikan bahwa misi tersebut benar-benar mendukung pemulihan dan bukan menjadi kekuatan pendudukan baru. (Ditemukan: Amerika Serikat telah mengedarkan rancangan resolusi DK PBB untuk membentuk Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF), yang rencananya akan mulai bertugas pada Januari 2026).
Konferensi Rekonstruksi Gaza Siap Digelar
Sebagai langkah konkret menuju pemulihan, Mesir telah mengonfirmasi akan menjadi tuan rumah konferensi internasional pada akhir November ini. Konferensi tersebut secara eksklusif akan membahas masalah pemulihan dan rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur, serta mencari dukungan dana dan komitmen global untuk membangun kembali wilayah tersebut.
Upaya kolektif dari Mesir, Qatar, dan PBB ini menunjukkan pergeseran fokus dari mediasi konflik menuju stabilisasi dan pembangunan kembali Gaza dalam jangka panjang.

0 Komentar